Reyog Dhodhog Gunungkidul: Antara Ingatan, Tradisi, dan Esensi yang Harus Dilestarikan

Reyog Dhodhog Gunungkidul: Antara Ingatan, Tradisi, dan Esensi yang Harus Dilestarikan

Reyog berasal dari kata “Rog,” yang memiliki kesamaan arti dengan “Reg” dan “Yog,” yakni bergerak atau berguncang. Nama Reyog Dhodhog atau Reyog Prajuritan diambil dari karakteristik tokoh, koreografi, dan alat musik pengiringnya. Kata “Dhodhog” merujuk pada kendhang Dhodhog, instrumen khas yang menjadi pengiring utama dalam pertunjukan ini. Kendang Dhodhog adalah beduk kecil berbahan kayu jati, yang hanya satu sisinya saja yang ditutupi kulit.
Ngarit Pakan di Gunungkidul: Pengabdian untuk Ternak, Alam, dan Kehidupan

Ngarit Pakan di Gunungkidul: Pengabdian untuk Ternak, Alam, dan Kehidupan

Ketika cahaya matahari menerobos celah-celah gedek, Mukirah (67) mulai mempersiapkan ubarampenya. Beliau harus berangkat ke ladang tepat waktu. Sebab, perihal berangkat kerja, antara petani dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) punya kesamaan. Jika PNS terlambat masuk kantor, bisa dimarahi atasan. Sementara itu, jika petani terlambat mencari rumput, kambing-kambing mereka pun bisa marah, bengak-bengok, hingga membuat tetangga terganggu.